-->
  • Jelajahi

    Copyright © PASUNDAN POS | KRITIS, NASIONALIS, RELIGIUS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    PASUNDAN POS

    Ketua ITIL Prediksi Produksi Gula Nasional Tahun 2023 Lebih Baik, Ini Alasannya

    PASUNDANPOS.com
    Jumat, 29 September 2023, 16:33 WIB Last Updated 2023-09-29T09:33:35Z

    PASUNDAN POS | MALANG — Panen Tebu di Desa Bakalan, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Jumat (29/9/2023) pagi, terjadi peningkatan signifikan.

    Panen tersebut dilakukan melalui Program Makmur Sinergi dengan PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), PT Petrokimia Gresik dan PT PG Rajawali.

    Secara keseluruhan, luas lahan dalam Program Makmur khusus tanaman tebu bekerjasama dengan Kementerian BUMN ini mencapai 112.000 hektar. Dan tersebar diseluruh pulau Jawa. Sedang luas total lahan Program Makmur untuk Kopi, Sawit, Tebu, Padi dan Jagung mencapai 250.000 hektar.

    Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, Program Makmur merupakan upaya Pupuk Indonesia menghubungkan petani dengan ekosistem pertanian. Hal ini bertujuan memberikan kemudahan bagi petani untuk mengakses pupuk hingga mendapat permodalan.

    “Program Makmur ini diinisiasi Kementerian BUMN untuk bisa membantu para petani bisa menanam dan memanen tebu dimana skemanya yakni Skema Makmur. Artinya semua stake holder ini membantu petani, mulai dari penyediaan pupuk, pestisida, bibit dan lainnya,” ungkap Dwi Satriyo, Jumat (29/9/2023) dilokasi panen tebu Desa Bakalan, Kecamatan Bululawang.

    Dwi mengaku, saat ini ada peningkatan produktifitas tanaman tebu. “Dari sini ada peningkatan produktifitas tebu. Dari 1.009 kwintal, jadi 1120 kwintal tebu, ada peningkatan 9 persen, ini harapan kita semua kedepan bisa terus meningkat. Dan ini tahun ketiga, kita terus suport program swasembada gula konsumsi nasional,” paparnya.

    Menurut Dwi, Pupuk Indonesia, anak perusahaan PT Petrokimia Gresik Holding Company, akan mensuport petani tebu di Indonesia. 

    “Ingat di Jawa Timur ini adalah lumbung tebu nasional, 49 persen lebih gula di Indonesia dihasilkan dari Jatim,” tegas Dwi.

    Sementara itu, Asisten Deputi BUMN Bidang Industri Pangan dan Pupuk, Yuliati Simbolon, menerangkan, Program Makmur sudah dilakukan sejak tiga tahun yang lalu.

    “Jadi ini awalnya atas kesadaran kita bahwa ternyata kekuatan pangan itu tergantung bagaimana kita membangun satu ekosistem yang baik. Jadi dari sisi bidang kami, itu ada pupuk Indonesia, ada Bulog dan RNI. Sebenarnya kami sebagian besar sudah membuat ekosistem ini khususnya tebu. Jadi kita integrasikan ekosistem itu menjadi kuat,” tutur Yuliati.

    Di satu sisi Ketua Ikatan Tebu Indonesia Lestari (ITIL) Suga sapu sapu memprediksi produksi gula nasional tahun 2023 ini akan lebih bagus dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meskipun ada ancaman El Nino atau kemarau ekstrem, justru akan memberikan dampak yang baik pada produksi gula.

    Ketua Umum ITIL Suga sapu sapu menerangkan, musim kemarau yang datang pada saat mulai musim panen atau tebang tebu justru merupakan suatu hal yang bagus untuk produksi gula, karena pada musim panen, petani tebu mengharapkan tidak ada hujan.

    "bulan bulan ini adalah Puncak panen tebu. Pada saat tersebut petani tebu justru mengharapkan tidak ada hujan," imbuh Suga sapu sapu, Jumat. (rl/by)

    Komentar

    Tampilkan

    BERITA TERKINI